Powered By Blogger

Cari Blog Ini

hikmah

Jumat, 26 Maret 2010

study akhlak dalam perspektif Al-Qur'an

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sebagai individu maupun masyarakat. Apabila akhlaknya baik, dapat mengangkat status derajat yang lebih tinggilagi mulia bagi dirinya, apabila akhlaknya rusak, maka rendahlah derjatnya melebihi hewan.

Kemuliaan seseorang terletak pada akhlaknya, bila berakhlak baik dapat membuat seseorang menjadi aman, tenang, tentram dan tidak tercela. Seseorang yang berakhlak mulia dia melakukan kewajiban yang menjadi hak dirinya, terhadap tuhanya, terhadap makhluk lain dan terhadap sesama manusia.

Berakhlak buruk menjadi sorotan bagi masyarakat sekelilingnya, melanggar norma-norma dan peuh dengan sifat-sifat tercela, maka yang demikian ini menyebabkan rusaknya susunan system sosial di lingkunganya. Untuk itu buku studi akhlak dalam perspektif al-Qur’an ini merupakan buku penunjang untuk lebih mendalami ilmu akhlak.

  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka perumusan dalam makalah ini yaitu :

  1. pendidikan akhlak islami
  2. akhlak baik dan buruk
  3. pertumbuhan ilmu akhlak

  1. Tujuan Penulisan

Makalah yang bertemakan akhlak ini bertujuan untuk memberikan pengenalan dan pengetahuan mengenai seluk beluk tentang akhlak.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengantar Ilmu Akhlak

a. Pengertian

menurut bahasa akhlak adalah tingkah laku, sedangkan menurut istilah akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan dan kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliqnya dan terhadap sesama manusia.

b. sumber-sumber Ajaran Akhlak

sumber-sumber ajaran akhlak adalah al-Qur’an dan Hadits Rosul SAW. Al Ghozali menyebutkan bahwa ketinggian akhlak merupakan kebaikan tertinggi. Kebaikan-kebaikan dalam kehidupan semuanya bersumber pada empat macam :

1. kebaikan jiwa

2. Kebaikan dan keutamaan badan

3. kebaikan eksternal

4. kebaikan bimbingan

B. Pendidikan Akhlak Islam

Pendidikan akhlak juga dapat juga diartikan sebagai berikut :

  1. perbuatan mendidik
  2. pengetahuan tentang pendidikan
  3. pemeliharaan badan

pendidikan dapat diwujudkan dalam berbagai cara baik positif atau negative.

Cara-cara positif :

a. memberi teladan yang baik

b. latiahan yang membentuk kebiasaan

c. memberi perintah

d. memberi pujian

e. memberi hadiah

Cara-cara negative :

  1. mengadakan berbagai larangan
  2. celaan dan teguran
  3. hukuman

  1. pendidikan ialah mendidik, melatih, memelihara, dan membimbing. Pendidikan merupakan latihan fisik dan mental yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat. Pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) dan menanamkan tanggung jawab.
  2. pendidikan akhlak islami merupakan suatu proses mendidik, memelihara, membentuk, memberikan latihan mengenai akhlakdan kecerdasan berpikir baik yang bersifat formal maupun informal didasarkan pada ajaran-ajaran islam. Pada sitem pendidikan islam ini khusus memberikan pendidikan tentang akhlak yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim agar dapat mencerminkan kepribadian seorang muslim.
  3. dikatakan baik apabila ia memberikan kesenangan, kepuasan, kenikmatan, sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga ini dinilai negative oleh orang lain.
  4. nafsu adalah organ rohani yang besar pengaruhnya dan yang paling banyak di antara anggota rohani yang mengeluarkan intruksi kepada anggota jasmani untuk berbuat atau bertindak. Jadi, kehendak nafsu adalah suatu dorongan terhadap organ tubuh yang bersifat jasmani yang harus dipenuhi walau kadang kehendak itu bersifat negative dan juga bersifat posotif, jika tidak mampu membibingnya maka bisa membawa kepada hal-hal yang berbentuk negative atau melanggar norma-norma. Nafsu dapat dibimbing dengan cara : pertama, memantapkan ilmu agama dan akhlak yang baik. Kedua, menyediakan perkumpulan fisik, media, social, politik, ekonomi, tekhnologi, budaya, dan adat yang kondusif untuk membina kehidupan positif, terbimbing kearah kemakmuran keluarga, Negara, agama, budaya, dan bangsa.

C. Akhlak Baik

Akhlak berasal dari dari bahasa Arab bentuk jama’ dari khuluqun yang berarti budi pekerti , perangai, tingkah laku, atau tabi’at. Akhlak merupakan kebiasaan, kehendak yang berarti bahwa kehendak seseorang bila dibiasakan secara terus menerus, maka kebiasaan itu disebut akhlak. Jika kebiasaan itu selalu mengarah kepada kebaikan disebut akhlakul karimah dan kebiasaan tidak baik akhlaqul madzmumah.

Baik dalam bahasa Arab disebut khoir, yaitu suatu yang memberikan kesenangan-kesenangan, kepuasan, kenikmatan sesuai dengan yang diharapkan dengan cara-cara yang halal. Akhlak baik, yaitu tingkah laku yang terpuji, merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah.

Kebenaran adalah jalan kepada kebaikan dan jalan menuju surga. Seseorang yang berkata benar dapat dikatakan sebagai orang yang benar. Seorang yang sabar ialah dapat menahan diri dari apa yang tidak disukainya, tabah menerimanya dengan rela dan berserah diri.

Bentuk-bentuk akhlak baik yaitu sabar, istiqomah, memelihara amanah, adil, kasih sayang, hemat, menepati janji dan masih banyak lagi.

D. Akhlak Tidak Baik

Semua perbuatan-perbuatan yang baik dan yang buruk dapat dilihat dari akhlaknya. akhlaqul madzmumah merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan tidak diridloi Allah. Perbuatan-perbuatan tersebut merupakan murka Allah dan tidak ada untungnya bagi manusia. Akhlak tercela dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, dapt menimbulkan permusuhan dan pertikaian. Akhlak tidak baik akal dan pikirannya mengikuti jalan sesat.

Akhlak merupakan sifat dasar manusia yang dibawa sejak lahir, baik wanita maupun pria. Sifat dasar tersebut yaitu akhlak yang mulia, tetapi akhlak yang baik ini bisa berubah menjadi akhlak yang buruk apabila dari manusia itu lahir dari keluarga yang tabi’atnya kurang baik, sehingga menghasilkan akhlak yang buruk tentunya.

Akhlak yang buruk merupakan pangkal kesengsaraan, merupakan musuh dari umat islam. Berakhlak mulia dapat menuju jalan yang mulia, diridloi Allah dan apabila umat islam melanggarnya maka diberikan sanksi padanya, yaitu berupa siksaan Allah.

Manusia yang sombong biasanya berasal dari keturunan orang-orang terhormat, status keluarga ningrat, derajatnya sangat dijunjung tinggi di setiap wilayah, orang-orang yang terpandang, dan orang –orang yang memiliki darah “biru”.

Sifat-sifat yang buruk banyak dijumpai, seperti yang merupakan sifat tercela. Sifat dengki ini lebih besar atau lebih tajam dosanya karena sifat dengki merupakan sifat yang dilaknat Allah, karena dapat merugikan orang lain dan diri sendiri. Sifat-sifat tercela diantaranya dengki, iri hati, angkuh (sombong), riya’ dan lain –lain.

E. Aspek yang Mempengaruhi Akhlak

Keimanan itu dalam perjalanan hidup manusia dapat bertambah atau berkurang disebabkan oleh pengaruh yang datang dari dalam dan dari luar dirinya. Yaitu berupa pengaruh lingkungan hidup yang dialami. Disebabkan oleh factor yang timbul dari dalam diri manusia berupa dorongan hawa nafsu, lebih dominan terhadap panggilan hati nurani dan akal sehat, kehendak mengikuti tuntutan islam yang benar.

Martabat manusia di tentukan oleh perbuatanya dan perbuatanya itu di tentukan oleh kehendak hati, ikhtiar, dan pilihan hidup yang dijatuhkan. jalan yang benar dan jalan yang salah sama-sama terbentang di depan manusia. Oleh karena itu, manusia dapat mencapai martabat yang tinggi, berakhlakul karimah, sebagai insan kamil, sebagai mukmin yang sempurna, muslim yang sejati, muttaqin, manakala dia dapat menuntun nafsunya dan akan terjadi sebaliknya apabila tidak mengikuti tuntutan agama islam.

Manusia tanpa akal, laksana hewan karena manusia mempunyai akal dan mempunyai hawa nafsu. Apabila bukan akal yang memimpin manusia maka hawa nafsulah yang dominan di dalam dirinya. Akal berfungsi menuntun manusia ke jalan agama yang benar dan wahyu berfungsi menarik akal. Oleh karena itu, akal tanpa agama dan wahyu dapat kehilangan arah dan mudah di kendalikan hawa nafsu. Nafsu mutmainnah sebagai cerminan tingkat kepribadian yang tinggi merupakan tingkat kemuliaan akhlak yang sempurna. Tingkat akhlak ini hendaknya di usahakan oleh manusia untuk dicapai dalam hidup dan kehidupanya sebagai muslim.

Aspek-aspek yang yang mempengaruhi akhlak antara lain :

1. Insting

Adalah sifat yang menyampaikan pada tujuan dan cara befikir. Insting di bagi menjadi insting hidup, seksual, dan mati.

2. Naluri

Adalah asas tingkah laku perbuatan manusia. Tingkah laku perbuatan manusia sehari-hari dapat ditunjukkan oleh naluri sebagai pendorong. Contoh tindakan makan adalah naluri lapar dan tindakan berpakaian adalah naluri malu.

3. Nafsu

Nafsu adalah keinginan hati yang kuat. Meurut ilmu akhlak, nafsu terbagi dua macam, yakni :

a. Nafsu individual misalnya makan dan minum.

b. Nafsu social misalnya nafsu meniru, bermasyarakat, berkumpul dengan orang lain.

4. Lingkungan

5. Kehendak

6. Takdir

F. Kebebasan, Hak, dan Tanggung jawab

a. Kebebasan

adalah kemerdekaan seseorang tanpa ada kekangan dari pihak manapun yang dapat menghalangi seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.

b. Hak

yaitu sesuatu yang harus diterima oleh seseorang atau sekelompok sesuai bidang garapan masing-masing berdasarkan keahlian, setelah melakukan serangkaian perbuatan yang saling menguntungkan satu dengan yang lainya

c. Tanggung Jawab

usaha manusia melakukan amanah secara cermat, teliti, memikirkan baik dan buruknya, untung rugi, dan segala hal yang berhubungan dengan perbuatan tersebut secara transparan menyebabkan orang percaya dan yakin sebagai perbuatan tersebut mendapat imbalan baik maupun pujian dari orang lain.

G. Karkteristik Akhlaqul Karimah

Karakteristik ajaran akhlaqul karimah secara dominan ditandai oleh pendekatan normatif, historis, dan filosofis. Akhlak islam memilki ciri-ciri yang secara keseluruhan amat ideal . karakteristik ajaran akhlaqul karimah mengajarkan perdamaian, tolerasi terbuka, kebersamaan, egaliter, kerja keras yang bermutu, demokratis, adil, seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Karakteristik ajaran akhalaqulkariamah memiliki kepekaan terhadap masalah –masalah social masyarakat. Dalam bidang kesehatan mengutamakan penyegahan daripada penyembuhan, memperhatikan segi kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal, dan lingkungan.karakteristik ajaran akhlaqul karimah juga tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu akhlaqul karimah dengan berbagai cabangnya. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah tampak masih belum seluruhnya diketahui dan diamalkan setiap orang. Kenyataanya masih ada keesenjangan. Hal ini memerlukan pemecahan, antara lain dengan merumuskan kembali metode dan pendekatan dalam memahami karakteristik ajaran akhlaqul karimah.

H. Hubungan Akhlak dengan Keadilan

Akhlak dan berbuat adil sangat erat hubunganya, akhlak baik mampu berbuat adil, akhlak buruk terjadi terjadi penyimpangan hak dan keadilan. Keduanya saling berhubungan dan tarik menarik, tidak bisa dilepaskan antar satu dengan lainya.

Allah memperingatkan hambanya untuk selalu berbuat kebajikan dan keadilan karena berbuatan keadilan itu mendekatkan diri kepada taqwa. Manusia sebagai khalifah di bumi, wajib menerapkan konsep akhlak dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Intinya dalam setiap tingkah laku dan perbuatan manusia harus mengacu kepada tuntutan Allah dan Rosul-Nya. Apabila hal ini dapat dilakukan Insya’Allah dapat mengatasi persoalan hak dan kewajiban dengan adil, namun sebaliknya. Selain itu usaha menegakkan keadilan wajib dilakukan dan jangan lupa minta pertolongan Allah sang khaliq agar hati ini menjadi tenang.

I. Hubungan Akhlak dengan Sains Modern

Hubungan akhlak dengan sains modern didasarkan atas kulminasi dari sains-sains tradisional dan modern. sains modern merupakan bidang ilmu yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan unutk menerangkan segala bidang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan fakta-fakta yang saling berhubungan antara satu sama lain mengenai bidang-bidang tertentu.

J. Konsep Akhlakul Karimah dalam Islam

Konsep akhlakul karimah dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. konsep akhlakul karimah dapat menjelaskan pengertian baik dan buruk perbuatan manusia.
  2. Konsep akhlakul karimah dapat menerangkan apa yang harus dilakukan oleh seseorang atau sebagian manusia terhadap sebagian yang lainya.
  3. Konsep akhlakul karimah dapat menjelaskan tujuan yang sepatutnya dicapai oleh manusia dengan perbuatan-perbuatan manusia itu.
  4. Konsep akhlakul karimah dapat menerangkan jalan yang harus dilalui untuk berbuat yang lebih berhak.

Penilaian baik dan buruk dalam ajaran islam tidak hanya ditentukan oleh kenyataan lahiriyah suatu perbuatan, islam mengemukakan adanya syarat-syarat untuk mendapatkan suatu perbuatan yang disebut baik, syarat-syaratnya tersebut adalah pelaku, penderita, tujuan, dan hal-hal lain yang harus dipenuhi atau dikerjakan.

Beramal sholeh adalah tindakan yang bermata dua ; pertama, bertujuan kearah kesucian diri pribadi. Kedua, menuju arah kema’rifatan terhadap Allah SAW mengingat tiada manusia yang tidak pernah bersalah, maka sangat perlu disadari bahwa dosa menimbulkan rasa sesal, meningkat menjadi tobat adalah syarat mutlak dalam merintis jalan kearah pembentukan pribadi yang berakhlakul karimah.

Konsep dasar akhalukul karimah dalam perbuatan baik itu adalah iman yang benar dan sempurna, untuk menciptakan iman dapat dicapai dengan ,memperbanyak amal shaleh dan tingkah laku yang mulia, oleh karena itu faktor pendidikan dan latihan menjadi pembahasan khusus dalam akhlakul karimah. Konsep akhlakul karimah dapat menerangkan tentang konsep baik dan buruk, menjelaskan apa yang seharusnnya dilakukan manusia dalam hubunganya dengan sesama, dengan tuhannya dan menjelaskan tujuan yang harus dituju oleh manusia.

Adapun konsep dalam akhlakul karimah dapat berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut.

1. dilihat dari segi objek pembahasan, yaitu membahas tentang perbuatan yang dilakukan manusia.

2. dilihat dari segi sumbernya, bersumber pada akal pikiran atau filsafat.

3. dilihat dari segi fungsinya, berfungsi sebagai penilai atas segala perbuatan yang dilakukan .

4. dilihat dari segi sifatnya, bersifat relative dan bisa berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Konsep akhlakul karimah dapat membimbing dan mengarahkan masyarakat untuk hidup sesuai dengan norma dan sopan santun dalam masyarakat. Mengerjakan sesuatu yang berharga untuk suatu tujuan. Sifat-sifat terpuji dalam akhlakul karimah adalah jujur, berbuat baik kepada kedua orang tua, hemat, kasih sayang, sederhana, keadilan, penyantun dan penyabar.

Konsep akhlakul karimah berpatokan kepada hal-hal ynag dianggap baik. Jika berarakhlak menurut ajaran islam, tentu selamat dunia dan akhirat. Karena semua itu adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan. Oleh sebab itu , harus dapat menumbuhkan sifat-sifat yang baik dan tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran agama islam.

K. Akhlak Islam dengan Status Khoirunnass

Ajaran islam yang paling mendasar adalah keluhuran akhlak. Sifat ini banyak menentukan karakter seseorang, khususnya dalam pergaulan kemasayarakatan. Seseorang yang berakhlak rendah, ia dibenci dan diasingkan dari masyarakat. Sebaliknya, ia dihargai, dihomati, dan disegani, bahkan menjadi panutan masyarakat, apabila ia berkhlak mulia.

Keberadaan dan kehancuran suatu umat ditentukan oleh akhlak itu sendiri. selama masih berakhlak mulia, berarti umat masih utuh dan jika akhlak mulia lenyap itulah pertanda hancurnya umat. Sangat tepat apa yang dikatakan oleh seorang penyair kenamaan Syauqi Bay dari mesir: “suatu umat akan abadi dan jaya, bila akhlak masih ada padanya. Umat itu akan hancur dan binasah bila akhlakul karimahnya tiada”.

Lebih ditegaskan Rosulullah SAW :”sebaik-baik diantara kamu, yaitu orang yang lebih baik akhlaknya”.(HR. Asy-Syaikhan). Oleh karena itu, ukuran dan barometer kehidupan manusia sehari-hari adalah akhlakul karimah.

Akhlak islami dalam jiwa maunusia dapat diwujudkan dalam suasana mawadah, rohmah dan ukhuwah islamiyah. Dengan akhlakul karimah mudah berhubungan dengan masyarakat banyak, mudah mengenal dan dikenal. Sebagaimana hadits nabi :”sesungguhnya yang paling aku cintai dan paling dekat tempatnya padaku dihari kiamat nanti, ialah yang terbaik akhlaknya diantara kamu, dan yang rendah hati serta yang mudah mengenal dan dikenal.(HR. Tirmidzi).

Pembinaan kepribadian insaniyah diselaraskan dan diwujudkan melalui akhlak yang luhur, memanggil kemuliaan diri, menyuruh kebaikan dan mencegah perbuatan keji dan mungkar.

L. Sejarah Pertumbuhan Ilmu akhlak

Sejarah pertumbuhan akhlak merupakan peristiwa perkembangan pengetahuan tentang tingkah laku seseorang melalui bermacam metode yang tersusun secara sistematis. Akhlak di luar islam berarti ilmu akhlak yang tidak berdasarkan Alqur’an dan Hadits, yang disampaikan kepada nabi kepada umatnya.

Akhlak sebelum islam ialah akhlak pada zaman jahiliyah. Akhlak pada zaman ini manusia belum mengenal sang pencipta. Mereka hanya tahu menyembah bintang, patung dan hal-hal yang dianggap sakti. Mereka belum mempercayai adanya Allah, mereka jadikan semuanya itu sebagai tempat untuk menyembah dan memohon segala pertolongan.

Akhlak dari zaman ke zaman merupakan akhlak dari waktu ke waktu, keadaan akhlak dari zaman ke zaman sulit untuk ditebak sebab sesuai dengan kenyataaan yang ada. keadaan akhlak pada zaman jahiliyah sampai sekarang, mereka masih percaya pada ramalan, perdukunan dan taklid. Semakin hebatnya tekhnologi di zaman modern ini semakin banyak pula akhlak mereka yang berbeda-beda. Tekhnologi yang baik akan mengarah pada akhlak yang baik, namun sebaliknya tekhnologi yang diciptakan untuk melakukan kejahatan banyak, maka akhlak buruk juga akan semakin meningkat. Salah satu factor menurunya akhlak orang-orang pada saat ini adalah karena dia hanya mementingkan kebahagiaan dunia tanpa diimbangi dengan kebahagiaan kelak di akhirat.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Ilmu akhlak sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat antara lain sebagai berikut.

1. pada dasarnya ilmu akhlak bersumber pada Alqur’an dan hadits yang menjelaskan tentang baik dan buruknya tingkah laku seseorang.

2. pokok pembahasan akhlak adalah tingkah laku manusia untuk mnetapkannilai yang baik dan buruk.

3. akhlak terbagi dua, yaitu akhlak yang baik dan akhlak yang tidak baik, ahklak yang baik adalah akhlak yang sesuai dengan Alqur’an dan Hadits, akhlak yang tidak baik ialah akhlak yang tidak sesuai dengan Alqur’an dan Hadits.

Oleh sebab itu, sebagai manusia harus berakhlak baik sesuai dengan Alqur’an dan hadits, karena akhlak seseorang tercermin pada kepribadian seseorang. Dia baik dan buruk dapat dilihat dari akhlaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin, Studi akhlak dalam perspektif Al-Qur’an, 2007.

Jakarta : Amzah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar yuk bro....