Powered By Blogger

Cari Blog Ini

hikmah

Sabtu, 03 Juli 2010

Hidup ini tidak sementara, logikanya sederhana:

Salam kebesaran!!!
Artikel ini saya ambil dari artikelnya Bpk. Mario Teguh, yang sangat sayang jika artikel ini belum dibaca oleh seluruh rakyat indonesia. Maka dari itu, dengan kekurangan yang saya miliki terpaksa saya hanya mengcopy-paste agar para pembaca bisa menghayati dan memahami kehidupan yang baik. Silahkan anda baca dan renungkan.....

“Orang yang menganggap sesuatu sementara, tidak akan memberikan penghormatan sebagai sesuatu yang permanen harus diberikan.
Bahwa yang kita sebut sementara itu tidak sementara kalau dibandingkan dengan ketidaksabaran kita dalam menunggu. Kita menunggu dokter gigi, tidak usah selama 40 tahun, satu jam saja sudah tidak sabar. Bagaimana mungkin orang menyebut hidup selama 80 tahun sementara.
Kita itu memiliki kemampuan memikul beban, rasa sakit itu sangat minimal. Sehingga kalau kita katakan hidup ini sementara, berapa lama dia harus menahan lapar, hidup dalam kemiskinan, hidup dalam rasa sakit. Kemampuan kita untuk menahan rasa sakit, tidak lama dan sangat pendek sekali.
Jadi sebetulnya hidu4307-karakter-wajah-menunjukkan-kepribadian.pdfp itu panjang. Takutnya kalau kita itu betul-betul meyakini hidup ini sementara, dan dihubungkan dengan penyepelean hidup, hidup kita setelah kehidupan ini tidak berkualitas.
Sehingga kuncinya adalah sikap kita hari ini menentukan bentuk kehidupan kita di masa depan. Bentuk kehidupannya belum jadi, tetapi telah jadi di kepala orang yang pesimis. Jadi sebetulnya kalau bisa meyakini sesuatu itu sementara, berlakulah seperti ini permanen.
Tiap-tiap jiwa merasakan kematian, tetapi yang dirasakan bukan kematian jiwanya, melainkan kematian badannya. Sehingga jiwa kita itu hidup, setelah kematian badan. Sehingga kehidupan yang disebut setelah kehidupan ini adalah kehidupan jiwa kita, yang kualitas kehidupannya ditentukan oleh kualitas kehidupan di dunia.
Kalau kehidupan kita setelah kehidupan ini panjang, kekal dan abadi sebagaimana dijanjikan di surga, maka 40 tahun, 60 tahun kehidupan di dunia ini akan menentukan kehidupan yang abadi. Sehingga jangan menganggap kehidupan yang singkat ini sementara, karena menentukan kualitas kekekalan kita setelah ini.
Raga kita berbeda, tetapi setiap raga ini diisi oleh jiwa-jiwa mulia yang dipilihkan Tuhan untuk masuk dalam raga ini. Kita membedakan perlakuan kita kepada orang karena kita melihat raganya. Sementara Tuhan melihat jiwanya. Sehingga manusia yang baik, yang mengenal perilaku Tuhan dalam menilai manusia, akan menilai jiwanya.
Sehingga kesimpulannya, kita semua adalah jiwa yang sedang hidup di alam raga. Maka jangan pernah minder karena apa pun raga yang kita miliki, tetapi berbahagialah karena kita diberkati jiwa yang baik.
Siapa pun yang berfikir logis, akan tahu mengenai kapan akan terjadinya perhitungan. Jangan risaukan kapan hari perhitungan terjadi, karena hari perhitungan telah terjadi, dan menjadikan Anda apa adanya sekarang. Malaslah makanya…, rajinlah makanya…, pandailah makanya…, ahlilah makanya… Maka Orang-orang yang kehidupannya baik, kebaikannya itu adalah hasil dari perhitungan yang telah terjadi dan selalu terjadi di dalam kehidupan kita.
Mengapa kita mengabaikan perhitungan hari ini, hanya karena kita percaya adanya perhitungan nanti? Perhitungan nanti itu adalah perhitungan terakhir yang bersambung setiap hari ke perilaku kita hari ini.
Hari perhitungan telah terjadi setiap hari. Dan orang-orang yang hidupnya baik, telah dihitung karena kebaikannya. Orang-orang yang hidupnya belum baik, dihitung karena yang perlu diperbaikinya.
Jadi sadarlah, bahkan masa depan itu datangnya dalam potongan hari. Tahun 2015 itu tidak datang sekaligus, melainkan datangnya hari demi hari yang harus diisi dengan kemuliaan pribadi, dengan pelayanan yang menggembirakan orang lain, dengan pengabdian kepada atasan, dengan kasih sayang kepada keluarga. Orang seperti ini tidak usah merisaukan perhitungan, karena dia sudah dihitung dengan sangat baik. Fokus pada yang sekarang, menentukan kualitas dari yang nanti. Jadi orang yang berfokus pada yang baik dilakukannya nanti, sebaiknya tidak usah khawatir tentang kualitas yang dicapainya nanti.
Semua orang-orang yang memperbaiki kehidupannya itu, selalu berfokus pada yang dilakukannya sekarang. Sehingga kalau kita tahu bahwa hidup ini sementara bagi raga kita, tetapi tidak sementara bagi jiwa kita, maka kita berfokus pada membangun ilmu yang bisa digunakan dan bahkan berguna sepeninggalan kita.
Lalu kita membangun harta yang kita gunakan bagi kebaikan orang, yang masih digunakan untuk kebaikan, bahkan sepeninggal kita. Dan kita mendidik anak-anak kita yang baik dan shaleh yang mendoakan pemaafan dan kebaikan bagi kita, terutama setelah kita tidak lagi bersama mereka.
Sehingga sebetulnya fokus sekali kepada yang berkualitas sekarang, menentukan kualitas dari yang akan kita dapatkan nanti. Nanti bisa berarti satu jam, 30 hari, bahkan 30 tahun yang akan datang.
Jiwa yang kaya adalah jiwa yang damai. Karena kedamaian jiwa adalah landasan bagi semua kekuatan, seperti kegembiraan, keceriaan, ketulusan, dan kesetiaan. Perhatikanlah tujuan dari semua keberhasilan. Tujuan dari semua keberhasilan adalah pulang ke rumah dengan perasaan damai.
Sekaya apa pun orang, dia belum utuh keberhasilannya, kalau dia pulang ke rumah untuk bertengkar, untuk berbohong kepada istrinya, untuk menyia-nyiakan anak-anaknya atau untuk mentransfer kemarahan yang diterimanya di kantor kepada keluarganya. Orang-orang kaya yang pulang ke rumah tetapi tidak bahagia, sebetulnya sedang iri dengan petani miskin yang pulang kepada keluarga dengan berbahagia.
Fokuslah kepada yang meninggikan dari semua yang tidak memuliakan. Pergaulan apa pun, ceklah, kalau tidak membesarkan, maka tinggalkan. Di perusahaan kalau tidak memuliakan, maka tinggalkan. Jika mempunyai income, jika tidak berkah, maka tinggalkan. Jangan takut meninggalkan pendapatan betapa pun besarnya, jika tidak berkah. Jangan tukar Tuhan dengan harga yang murah.
Orang yang bekerja yang tugasnya tidak akan selesai, sampai dia dipanggil Tuhan, harus membangun ketertarikan orang lain untuk meneruskannya. Itu sebabnya pekerjaan-pekerjaan yang baik, selalu diturunkan ketertarikan pada hati banyak orang, untuk meneruskan pekerjaan itu. Karena pekerjaan itu terlalu besar untuk diselesaikan oleh satu orang.
Memang terkadang kalau hidup kita sedang menderita, kita sering bertanya, mengapa hidup kita harus panjang dengan penderitaan? Ingatlah, semua penderitaan adalah pemberitahuan untuk memperbaiki diri, atau memperkuat diri, atau mengutuhkan penyerahan kepada Tuhan.
Yang bersedih kemudian memperbaiki diri, maka dia akan keluar dari kesedihan. Atau yang bersedih, lalu dia melihat bahwa hanya berfokus pada kepentingan dia sendiri, lalu dia melayani orang lain, lalu dia tidak lagi bersedih, atau betul-betul berserah. Terkadang Tuhan itu lebih suka melihat kita bersedih, karena kita hanya berdoa di waktu sedih. Maka sekarang berdoalah terutama dalam kegembiraan. Supaya Tuhan tersemangati untuk memberikan kebahagiaan, karena kita selalu berdoa tidak hanya ketika dalam keadaan sedih saja.
Kita itu dinilai bukan karena kesiapan kita untuk mati, tetapi karena keutuhan kita untuk memenangkan kehidupan yang baik. Karena terkadang ada orang yang hidupnya pendek, tetapi semangatnya untuk membangun kehidupan itu besar. Yang kemudian diteruskan dalam bentuk foundation, yayasan dll. Bahkan banyak perguruan tinggi didirikan karena jiwa-jiwa yang kuat, yang berusaha memenangkan kehidupan, walaupun penuh rasa sakit dan tidak panjang.
Hidup kita harus selalu ingat agar pada saat kecenderungan kita ke kiri itu, alarm hati kita berbunyi. Itulah yang dinamakan kedamaian. Kalau betul terasa nyaman, kalau ke kiri alarm hatinya berbunyi. Kita diberikan kewenangan untuk mengetahui dengan alat yang dinamakan kalbu.
Jangan pikirkan kapan akhir dari kehidupan kita, bekerjalah seperti kita tidak akan pernah dipanggil oleh Tuhan. Tetapi berdoalah seperti kita akan dipanggil segera. Keseimbangan itu terkadang bukan perbandingan 50:50, tetapi maksimal ke sananya karena takut dinilai kurang setelah kehidupan ini selesai. Dan maksimal ke sana supaya bermanfaat bagi kehidupan saudara kita. Karena sebaik-baiknya manusia itu adalah yang bermanfaat bagi orang lain, dan manfaat itu menjadikan kualitas kehidupan kita setelah ini.
Yang dikatakan hidup sementara itu adalah hidupnya badan kita. Kalau kita hidup mampir minum, yang dibicarakan minum di sini adalah perumpamaan untuk badannya. Tetapi ketika minum, minumlah yang baik, minumlah yang diizinkan diminum, mintalah izin kepada yang punya minuman, minumlah secukupnya, janganlah minum minuman yang memabukkan. Karena kualitas dari yang di dalam ini kelihatan dari yang kita tampilkan sementara dalam kehidupan ini. Sehingga kalau kita katakan hidup kita sementara ini adalah sementara di raga, tapi kualitas keindahan jiwa kita tidak, karena kita meneruskan kehidupan ini dalam kehidupan jiwa.
Pekerjaan adalah kasih sayang yang dibuat kelihatan. Kalau kita sayang istri, kita akan bekerja keras bagi kemuliaannya. Kalau kita sayang anak, kita akan bekerja keras bagi penyiapan kehidupan yang baik di masa depannya. Kita akan bekerja keras menjadikannya tampil sehat, ceria, damai, dan cerdas.
Orang-orang yang mencintai pekerjaannya, selalu merasa kekurangan waktu. Orang-orang yang tidak memiliki kecintaan pada apa pun, waktunya panjang untuk tidak melakukan apa pun.
Dan orang-orang yang hanya memikirkan dirinya, akan gampang sedih. Karena kesedihan adalah proses mengasihani diri sendiri. Orang-orang yang sibuk mengasihani orang lain, membantunya keluar dari penderitaan, tidak sempat bersedih hati.
Orang-orang sukses yang berhasil adalah orang yang menjadi orang baik. Kita menyempitkan pengertian sukses dengan hanya banyak uangnya, luas tanahnya, atau tinggi pangkatnya. Itu semua baru komponen pembentuk sukses. Keberhasilan itu jadi orang baik.
Orang kaya yang mengumpulkan hartanya dengan cara tidak jujur, itu orang gagal jadi orang baik. Dia hanya berhasil mengumpulkan jumlah harta, yang jumlah hartanya menentukan jumlah hukumannya. Orang yang mencapai pangkat yang tinggi dengan cara-cara yang tidak hak, itu hanya menentukan ketinggian jatuhnya.
Berhasil itu jadi orang baik. Maka tidak ada orang sukses di dunia, yang tidak sukses setelah kehidupan ini. Karena orang baik, maka hidupnya akan baik nanti.
Jangan hakimi orang lain, bahkan kepada saudara kita yang sedang sakit jiwa sekalipun sebagai tidak punya jiwa. Kalau betul-betul jiwanya sakit, lalu harus bagaimana? Itu ditujukan untuk menguji jiwa-jiwa yang sehat seperti kita, apakah bisa berkasih sayang. Walaupun belum tentu dia sembuh, tapi berkasih sayanglah.
Karena orang-orang yang dimurungkan karena ada anaknya yang sakit, itu sedang disiapkan menjadi pribadi yang lebih besar. Perlu diingat, bahwa hati yang dilukai karena kesedihan, menjadi lebih dalam dan lebih besar untuk menerima kebijakan.
Kekhawatiran Anda tidak membatalkan Anda apa pun yang akan terjadi. Tetapi pasti menyadap kekuatan Anda hari ini. Siapa pun yang mengkhawatirkan keburukan yang akan terjadi, tidak membatalkan apa pun, tetapi membatalkan kemampuannya hari ini untuk menjadi pribadi yang tahan terhadap apa pun yang terjadi.
Berhentilah mengisi diri dengan kekhawatiran, khawatirlah kalau tidak bisa bekerja keras. Jadilah pribadi yang memengaruhi masa depan. Janganlah menjadi pribadi yang ditakut-takuti untuk diterkam oleh masa depan yang tidak pasti. Caranya, sadarlah bahwa semua orang hebat adalah orang yang digunakan untuk melakukan sesuatu yang hebat. Digunakan itu adalah digunakan Tuhan yang caranya digunakan manusia.
Semua supervisor yang bagus adalah salesman yang super, yang bukan mempunyai keahlian memengaruhi orang, tetapi menata pekerjaan. Lalu kemudian dia menjadi Sales Manager karena kemampuan perencanaannya. Semua jenjang karier yang dicapainya, karena ada orang yang memutuskan dia bisa berperan lebih baik di atas. Jadi, kita yang masih muda-muda hanya menyiapkan diri bagi penggunaan. Jadilah pribadi yang tahu, yang tangannya terampil, yang hatinya tahan banting, yang menjaga wajahnya tetap profesional.
Karena kita dibayar untuk keramahan kita, bukan untuk kesedihan kita. Kita dibayar untuk profesionalnya tubuh, tegaknya badan, suaranya mewakili nama perusahaan dengan baik. Siapkanlah diri agar digunakan oleh orang-orang baik dan oleh orang-orang besar. Perhatikanlah orang-orang yang digunakan oleh penjahat, adalah orang-orang yang bisa digunakan untuk kejahatan.
Maka jadilah pribadi dengan kualitas emas, agar suatu saat nanti Anda bertemu dengan pengusaha emas yang bisa membuat dan membentuk Anda menjadi perhiasan seindah-indahnya bagi kerajaan termulia di dunia ini.
Percaya diri kalau Anda katakan bisa, itu karena Anda bisa melakukan yang Anda lakukan sekarang. Orang yang percaya diri itu, percaya dirinya akan bekerja sekarang. Berapa banyak orang yang meragukan cita-citanya karena dia pembatal dari rencananya. Berapa banyak orang yang ikat pinggangnya sudah tidak cukup lagi, lalu berencana lari pagi, tapi kemudian rencana itu dibatalkannya hanya karena gara-gara cuaca mendung.
Kita semua ahli berencana, tetapi lebih ahli membatalkan rencana. Orang yang percaya diri itu menghormati dirinya akan melakukan yang direncanakannya.
Kalau Anda sulit tidur karena rencana Anda besar, kalau Anda tidak sabar karena segera ingin menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain, kalau Anda marah karena lambatnya pemimpin mendatangkan perubahan, kalau Anda gusar karena Anda melihat yang seharusnya adil berlaku tidak adil. Itu tanda bahwa ada bakat-bakat kepemimpinan dalam diri Anda.
Jadi apa pun kegusaran dan kegelisahan dalam diri Anda, syukurilah karena itu pemberitahuan bahwa kita memiliki kualitas yang lebih besar dari kualitas kita sekarang.
Dan jangan anggap dengan pendeknya kehidupan kita sekarang ini, adalah alasan untuk menyepelekan kualitas kehidupan kita yang panjang nanti, sebagaimana dijanjikan oleh agama.
Maka marilah kita berfokus kepada yang bisa kita lakukan sekarang, berfokus pada yang baik, berfokus pada yang berguna bagi orang lain.
Dalamkanlah kecintaan Anda pada pekerjaan Anda. Lalu perhatikan apa yang terjadi.
Thanxs...